Doomsday: kill them!
Azis dan pak catur di bawa kesebuah pangkalan militer terdekat yang sudah ditinggalkan. Perempuan yang jadi pilot helikopter ini keluar dari helikopter menghampiri azis dan pak catur yang sudah keluar duluan.
“apa kalian tergigit?” tanya perempuan itu tampak khawatir.
“aku tak apa, hanya keseleo, tapi sebentar lagi juga sembuh kok” sahut azis.
“saya tak apa-apa” pak catur ikut menjawab.
“syukurlah” perempuan itu menghela napas lega “namaku sasaki” perempuan bernama sasaki itu menjulurkan tanganya ke pak catur.
“catur” pak catur menyalami sasaki.
“memangnya kenapa?”
“tapi kau bisa selancar ini bahasa indonesianya?”
“aku tinggal diindonesia sejak umur tiga tahun. Bahasa jepangku malah yang jelek”
Azis dan pak catur mangut-mangut saja. Setelah itu sasaki mengajak keduanya untuk membantu mencari bahan bakar helikopter. Keduanya mengangguk. Mereka berpencar supaya cepat ketemu. Azis heran juga kenapa pak catur tak tahu letak bahan bakar helikopter, harusnya ia tahu. Azis bersama sasaki sedangkan pak catur mencari sendirian.
Sambil mencari, azis bertanya asal-usul sasaki. Sasaki dengan ramahnya menjawab. Dan dari obrolannya ia tahu kalau sasaki seorang anak orang kaya raya yang sedang berlibur ke pontianak. Azis tak mengerti juga kenapa memilih pontianak untuk berlibur. Setelah setengah jam mencari akhirnya mereka dapat bahan bakarnya.
Keduanya lalu berjalan menuju helikopter, tapi saat keduanya sampai didekat helikopter tiba-tiba semuanya berhenti. Semuanya berhenti tapi tak termasuk dengan azis. Ia masih bisa bergerak seperti biasanya. Ada apa ini? perasaanku tak enak. Dan lagi kenapa semuanya berhenti tiba-tiba? Waktu seperti berhenti pikir azis.
“bagaimana dunia yang kau inginkan?” tanya pria tempo hari lalu di depan azis.
Azis terkejut karena pria tua itu muncul tiba-tiba. “apa maumu?”
“tak ada, aku hanya ingin memberimu petunjuk dimana adikmu berada”
“benarkah? Diamana dia?”
“kau ikuti penculik yang menculik teman barumu yang mengaku sebagai tentara khusus itu”
“dia?”
“pemerintah menculik beberapa manusia untuk dijadikan sesembahan pada iblis supaya para iblis bisa membantu mengatasi masalah ini” jelas pak tua itu
“jadi kau ini siapa?” tanya azis masih heran.
“aku?” pria tua itu tersenyum “aku dajjal” pria tua itu hilang
Tiba-tiba waktu berputar kembali, sasaki tak merasakan hal yang aneh, ia terus berjalan menuju helikopter dan mulai mengisi bahan bakar. Sedangkan azis masih berdiri ditempatnya. Ia kemudian berlari ke arah pak catur pergi saat mereka berpisah tadi. Sasaki meliaht azis berlari tanpa berkata apa-apa jadi heran sendiri. Setelah mengisi bahan bakar ia mengejar azis.
Ia sampai di belakang gudang senjata dan mendapati azis sedang jongkok direrumputan. Ia heran kenapa orang itu, jadi ia mendekat untuk bertanya.
“ada apa?”
“pak catur sudah diculik” balas azis lalu berdiri dan berjalan sambil melihat kebawah.
“apa yang kau lakukan”
“melacak” balas azis pendek.
Melacak? Memangnya siapa dia? Bisa melacak orang? Lagi pula tahu dari mana dia kalau catur di culik? Sasaki bertanya-tanya dalam hati sambil terus mengikuti kemana azis jalan. Tak terasa mereka sudah berada di jalanan, tapi azis tetap berjalan sambil terus melihat ke bawah.
“bagaimana kalau aku mengikutimu dengan helikopter?”
“kau tunggu di helikopter, aku tak akan lama”
“kalau kau lama?”
“kalau aku belum kembali besok pergilah”
“baiklah, aku akan pergi ke pangkalan militer angkatan laut dan megnungsi ke kapal induk di tengah lautan” sasaki lalu kembali ke helikopter, sedangkan azis terus lanjut berjalan, ia tak peduli apa-apa. Zombie-zombie yang keluar dari mobil-mobil mulai mengejar azis, tapi toh azis tak peduli. Ia mulai berlari sekarang sambil menghindari tangkapan para zombie tapi matanya tetap memandang kebawah.
Saat azis terdesak ia terpaksa menusuk wajah zombie yang menghadang jalannya dengan pisau kecilnya lau lanjut lagi mengikuti jejak mobil penculik pak catur. Tapi zombie-zombie yang menghadang tak ada habisnya, azis tak peduli seberapa banyak zombie yang ia tusuk wajahnya, yang ada dipikirannya adalah cara menyelamatkan adiknya.
Setelah berlari dan membunuh sepanjang jalan selama hampir satu jam, akhirnya azis sampai disebuah tanah lapang, ia lihat jejaknya hilang di rerumputan. Ia kemudian jongkok lalu mengetuk-ngetuk tanah. Terdengar suara besi. Ia tersenyum lebar lapisan tanahnya tak tebal tapi pintunya terkunci ia kemudian berpikir sejenak. Tapi ia lupa kalau selama perjalanan ia memancing banyak zombie. Jadi saat ia hendak membuka pintu ruang bawah tanah yang baru saja ia temuinya ia diterjang oleh zombie.
“sial!” umpat azis lalu menusuk wajah zombie yang ada diatas tubuhnya.
Setelah itu azis berdiri dan ia baru sadar kalau ia sudah terkepung. Sial! Apa aku harus mati disini? Batin azis tapi ia cepat-cepat membuang pikiran itu dan mengambil jarak dari zombie-zombie itu. apa harus kubunuh semuanya? Kalau mereka berdatangan terus-menerus aku akan terkepung dan berkahir mati, tapi kalau aku tak melawan dan hanya berlari mencari tempat berlindung , jika seperti itu aku hanya akan tersudut dan dimakan ramai-ramai pikir azis siap-siap menyerang. Bodo amat dah bunuh aja semuanya batin azis mulai menyerang satu zombie yang dikirinya.
Setengah jam kemudian tanah lapang yang tadinya hijau berubah merah sebagian. Azis sudah kehabisan tenaga, sudah tak ada zombie yang tersisa. Ia benar-benar membunuh semuanya. Entah sudah berapa yang ia bunuh. Dengan sisa tenaganya ia menatap langit yang perlahan mulai gelap. Ia lalu menghampiri pintu masuk bawah tanah tadi.
Aku tak punya apa-apa untuk membukanya batin azis. Ia lalu menunduk lemas tapi sedetik kemudian ia punya ide. Dengan cepat ia pergi agak menjauh dari pintu masuk bawah tanah itu dan mengambil beberapa tubuh zombie yang sudah tak memiliki kepala kemudian ia menutup tubuhnya dengan tubuh-tubuh zombie yang ia seret itu.
Jika dugaanku benar, maka salah satu dari mereka akan keluar malam ini pikir azis berbaring di bawah tumpukan mayat zombie sambil berharap pintu itu terangkat dan ia akan cepat-cepat berlari dan masuk.
Setelah ditunggu sampai ia hampir tertidur ia mendengar suara gemuruh dari tanah. Tidak salah lagi, ini suara mobil batin azis siap-siap melompat masuk ke pintu. Jarak ia berbaring dengan pintu itu tak terlalu jauh kira-kira sekitar 4 meter. Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka dan keluar sebuah mobil jeep berisi beberapa tentara. Ia dengan cepat keluar dari mayat-mayat zombie itu dan langsung berguling masuk ke pintu itu. ia berhasil masuk ke dalam dan tak ada tentara yang menyadarinya.
***
Di tempat lain seorang dengan tubuh kurus sedang menyembah-nyembah didepan cermin besar. Di belakangnya berdiri empat orang yang diikat. Orang kurus itu terus mengeluarkan kalimat-kalimat menyembah dihadapan cermin besar itu. sedangkan keempat orang yang ada dibelakangnya itu menatap orang kurus itu dengan penuh benci.
“jadi, orang nomor satu di indonesia yang ingin minta bantuan iblis untuk menyelesaikan semua ini?” ucap azis dari lantai atas sambil melihat adiknya, amirul, bella dan pak catur diikat dibelakangnya.
Pria kurus itu langsung menelpon seseorang tapi azis tertawa terkekeh-kekeh melihat tingkah pria kurus itu yang kelimpungan karena semua orang yang ia telpon tak menjawab.
“siapa kamu!”
“tak penting, kembalikan empat orang itu setelah itu kau akan kuampuni”
“cih” pria kurus itu meludah “bocah bau kencur sepertimu berani memerintahku”
“terserah apa yang kau katakan, tapi seluruh bawahanmu sudah tak bernyawa lagi. pintu masuknya sudah kukunci, jadi tak akan ada bawahanmu yang datang lagi”
Pria kurus itu geram mendengar kalimat yang diucapkan azis.
“apa buktinya!” teriak pria kurus itu gemetar.
“hm? Tunggu sebentar” azis pergi sebentar dan kembali lagi dengan dua kepala ditangannya “ini kepala pimpinan keamanan disini, ia bilang aku tak bisa masuk sebelum ia mati jadi aku gorok saja dia” azis melempar kepala yang ditangan kirinya ke bawah “dan yang ini orang yang paling kuat disini, ia bilang akan membalas apa yang kulakukan pada teman-temannya, jadi aku potong lehernya biar ia bisa bertemu dengan teman-temannya” azis lalu melempar kepala yang ada di tangan kanannya.
Pria kurus itu gemetar sedangkan keempat orang dibelakangnya tercengang. Mereka tak tahu harus berbuat apa.
Azis sudah bosan, jadi ia langsung turun ke bawah menghampiri adiknya, amirul, bella dan pak catur. Ia melepas ikatan mereka berempat. Ia tak menyangka bisa seperti ini. keempatnya Cuma bisa diam. Tapi sedetik kemudian ica dengan senangnya sambil menangis memeluk kakaknya.
“maaf ya kakak lama” ucap azis mengelus kepala adiknya.
“jangan begitu lagi, ica tak mau lihat kakak begitu lagi” ucap ica dalam tangisnya.
“kakak janji, tapi lepasin dulu” ica melepas pelukannya dan membiarkan kakaknya menghampiri pria kurus yang ada didepannya.
“apa yang akan kau lakukan?” bella menarik tangan azis.
“ada yang harus dilakukan sebelum kita pergi” ucap azis melepas tangan bella.
“jangan bunuh dia, kita masih butuh dia kedepannya” amirul mengingatkan.
“kita tak butuh seorang pemimpin seperti dia. Dia bahkan tak berharga untuk dibunuh, ia berkuasa hanya karena dipilih oleh sebagian besar orang bodoh” balas azis terus berjalan menghampiri pria kurus itu. “minggirlah” azis menepikan pria kurus itu sampai pria kurus itu jatuh. “jadi cermin besar ini tempat kau meminta?. Baiklah, tempat kau meminta ini akan kuhancurkan”
“jangan! Dia akan keluar!” pria kurus itu mencegah azis.
“kau kira aku tak tahu apa yang ada didalam cermin ini?” azis menoleh kebelakang “didalamnya hanya ada seekor iblis bodoh bertanduk kambing yang hanya suka meminum darah orang-orang yang ia sukai. Tapi jika kuhancurkan dia akan pindah ke cermin besar lainnya. Ia tak bisa membantumu menyelesaikan masalah ini” ucap azis panjang lebar. Ia lalu menendang cermin besar itu sampai jatuh.
Cermin itu pecah menjadi beberapa bagian. Azis lalu berjalan dan berdiri diatas pecahan cermin itu sambil menatap kecermin dibawah kakinya. Dicermin itu tampak jelas wajah iblis disamping bayangannya.
“jika kau ganggu orang-orangku, aku bersumpah akan membunuh semua keluarga dan keturunanmu sampai tak ada yang tersisa” ucap azis lalu menginjak bayangan iblis dicermin itu.
Setelah itu azis mengajak adiknya dan yang lain untuk keluar dari tempat itu. ica langsung memeluk tangan kakaknya dengan semangat. Sedangkan amirul, bella dan pak catur jadi agak takut dekat-dekat dengan azis. Pria kurus tadi diabaikan begitu saja dengan wajah pucat pasi.
“tapi bagaimana dengan dia?” bella tiba-tiba buka suara sambil menunjuk pria kurus itu.
“ah dia” azis berhenti dan menoleh kebelakang. “biar saja, beberapa saat kemudian dia akan mati sendiri dimakan iblis penghuni cermin tadi. Perjanjiandengan iblis seperti itu adalah jika kau tak puaskan keinginannya kau akan dimakan atau dijadikan budaknya selamanya, tak ada gunanya kita membawanya pulang” bella dan amirul jadi melihat kasihan kepada pria kurus itu, dulu keduanya semangat mendukung orang itu, tapi sekarang pria itu tak ubahnya seperti orang yang sekarat.
***
Pukul sebelas malam dengan menaiki humvee, mereka berlima menghampiri sasaki yang menunggu di dalam helikopternya. Ia sekarang sudah tertidur nyenyak. Tapi ia bangun begitu mendengar suara deru mobil mendekat. Ia mengucek-ngucek matanya dan melihat dari jendela. Dilihatnya sebuah humvee menyorotnya dengan lampu terangnya, ia menutup matanya , tapi tak lama kemudian lampunya mati dan keluarlah pak catur beserta azis dan yang lainnya.
Sasaki keluar dari helikopternya. Ia tak menyangka azis akan membawa tiga orang asing bersamanya saat kembali. Ia kemudian dengan ramahnya memperkenalkan dirinya kepada amirul, bella dan ica.
“akhirnya kakak punya pacar” celetuk ica menatap kakaknya.
“eh?” azis dan sasaki terkejut.
“jadi kalian pacaran selama saya di culik tadi?” tanya pak catur antusias.
“mah… kalian salah paham. Ica Cuma asal ngomong aja, ya kan?” azis melirik sasaki.
Sasaki mengangguk “amit-amit punya pacar kayak dia” ucap sasaki membuat azis serasa ingin mati.
Amirul, bella dan pak catur ngakak, sedangkan ica malah sibuk membela kakaknya.
Mereka bisa-bisanya ketawa setelah apa yang terjadi tadi batin azis melihat semuanya riuh dengan tawa. Tapi ia tak perduli dengan kegembiraan mereka semua, ia sekarang kelaparan. Ia tak bawa apa-apa, harusnya ia bawa makanan dari tempat tadi. Dengan lemas ia masuk ke dalam helikopter dan langsung meringkuk didalamnya. Sedangkan yang lainnya merasa lapar juga, jadi sasaki mengeluarkan makanan dari tasnya di helikopter. Melihat azis yang tidur dan tampak kelelahan mereka semua jadi tak enak membangunkannya, jadi mereka makan tanpa menunggu azis. Padahal azis sedang mimpi makan-makanan enak pada saat ini.
Besoknya azis terbangun dan melihat di tanah tergeletak bungkusan makanan, cepat-cepat ia menghampiri bungkusan makanan yang sudah kosong itu.
“makanlah, tinggal ini saja. Salahkan adikmu, dia makan seperti monster” sasaki memberi azis sepotong roti. Dengan senang hati azis mengambil roti tersebut dan memakannya. “ini minumnya” sasaki meletakkan botol air mineral didekat azis.
Setelah selesai makan perutnya masih saja lapar. Ia kemudian keluar naik humvee, kebetulan semuanya masih tidur jadi ia pergi bersama sasaki. Mereka mencari toko terdekat yang bisa mereka jarah. Dan untung saja 2 kilometer dari pangkalan militer tempat mereka berlindung ada toko swalayan. Tapi toko tersebut dikerumuni banyak zombie karena didalam toko tersebut ada satu orang perempuan yang tampaknya sudah tergigit sedang berlindung didalam toko tersebut.
“kita cari toko lainnya?” tanya sasaki.
“kita harus hemat bahan bakar, biar aku urus” azis memutar setir menuju gerombolan zombie-zombie yang berkerumun dipintu toko. Ia lindas semua zombie yang ada.
Setelah tinggal beberapa zombie yang masih hidup, azis keluar dan meminta sasaki untuk menjaganya dari dalam mobil.
“tembak kepala mereka” ingat azis lalu keluar membawa tas besar.
Azis dengan cepat masuk kedalam toko dan memasukkan makanan kedalam tas besarnya, ia juga bawa alat-alat memasak. Setelah tasnya penuh ia kembali ke dalam mobil dan pulang lagi ke pangkalan militer.
Sesampainya azis langsung masak. Ia tadi sempat bawa beras jadi ia masak nasi. Sasaki heran dengan azis. Ia bisa melakukan berbagai hal dengan baik. Apalagi amirul dan bella yang baru saja terbangun dari tidurnya. Keduanya kaget melihat azis sedang sibuk memasak dan mulai menghidangkannya. Azis meletakkan makanan yang sudah dimasaknya disebuah plat besi yang cukup lebar yang sudah ia bersihkan.
“wah kakak masak apa? Baunya enak” ica terbangun karena mencium masakan kakaknya.
“bangunin pak catur gih, kita makan bareng” ica mengangguk senang lalu mulai membangunkan pak catur.
Setelah semuanya berkumpul mereka mulai makan bersama. Amirul, bella dan pak catur heran melihat azis. Siapa orang ini? kemarin malam ia jadi pembunuh dan sekarang jadi koki, tapi kemarin malam ia juga yang menyetir mobil besar itu batin amirul memperhatikan azis yang sibuk membersihkan nasi yang menempel dipipi adiknya.
Ia membunuh para penjaga di tempat aku dan yang lainnya diculik, tidak ia malah membunuh semuanya. Ia bahkan tahu ada iblis di cermin besar itu. tak salah lagi dia azis yang tiga tahun diculik oleh seorang pembunuh gila itu . Apa tiga tahun bisa merubah seseorang jadi sepertinya? Batin bella.
Author : Abdul Aziz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar